Bab I
Landasan Teori
1. Pendukung Fungsi
PostgreSQL memiliki fungsi yang dapat mengubah suatu nilai dalam suatu kolom atau barismenjadi huruf besar. Fungsi tersebut bernama upper(nama_kolom), berfungsi memanggilfungsi upper dengan nama_kolom sebagaii argumen sehingga menghasilkan nilai padakolom dalam huruf besar. Berikut Struktur SQL untuk menampilkan data dalam huruf besar semua :
SELECT upper ([nama kolom]) FROM [nama tabel];
Berikut struktur SQL untuk menampilkan data dimana huruf pertama saja yang besar :
SELECT initcap ([nama kolom]) FROM [nama tabel];
2. Fungsi
a. Fungsi pada PostgresSQL
Fungsi SQL adalah sebuah kumpulan query, biasanya query yang detail dan panjangyang dibungkus menjadi satu dan disimpan dalam database dan kemudian apabiladiperlukan hanya tinggal mengaksesnya tanpa mengetikan query detail. Ada beberapa konsep yang menarik dari fungsi antara lain:
- Bahasa yang dipakai dapat didefenisikan sendiri dengan tersedianya parameter LANGUAGE, tanpa harus mengkompilasi ulang PostgreSQL.
- Kita dapat membuat dua buah fungsi dengan nama yang sama namun parametermasukkannya yang berbeda, baik tipe data maupun jumlahnya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat fungsi antara lain:
- Nama Fungsi
- Nomor dari fungsi argument
- Tipe data dari setiap argument
- Tipe dari hasil fungsi
- Fungsi action
- Bahasa yang digunakan oleh fungsi action.
Berikut contoh sederhana pembuatan fungsi SQL untuk perkalian dari tiga inputan :
db_personal=> CREATE FUNCTION perkalian (FLOAT, FLOAT, FLOAT)
db_personal-> RETURNS FLOAT
db_personal-> AS 'SELECT ($1 + $2) * $3;'
db_personal-> LANGUAGE 'sql';
CREATE
db_personal=> SELECT perkalian (10,10,10);
perkalian ----------- 200 (1 row)
b. Fungsi pada MySQL
Secara default, routine (procedure/function) diasosiasikan dengan database yang sedang aktif. Untuk dapat mengasosiasikan routine secara eksplisit dengan database yang lain, buat routine dengan format: db_name.sp_name. MySQL mengijinkan beberapa routine berisi statemen DDL, seperti CREATE dan DROP. MySQL juga mengijinkan beberapa stored procedure (tetapi tidak stored function) berisi statemen SQL transaction, seperti COMMIT. Stored function juga berisi beberapa statemen baik yang secara eksplisit atau implisit commit atau rollback.
Sintak :
create function sp_name ([func_parameter[,...]])
returns type [characteristic ...] routine_body
proc_parameter: [ IN | OUT | INOUT ] param_name type
func_parameter: param_name type
type:
Any valid MySQL data type
characteristic:
LANGUAGE SQL
| [NOT] DETERMINISTIC
| { CONTAINS SQL
| NO SQL
| READS SQL DATA
| MODIFIES SQL DATA }
| SQL SECURITY { DEFINER | INVOKER }
| COMMENT 'string'
routine_body:
Valid SQL procedure statement or statements
Keterangan :
- sp_name: Nama routine yang akan dibuat
- proc_parameter: Spesifikasi parameter sebagai IN, OUT, atau INOUT valid hanya untuk
PROCEDURE. (parameter FUNCTION selalu sebagai parameter IN)
- returns: Klausa RETURNS dispesifikan hanya untuk suatu FUNCTION. Klausa ini digunakan untuk mengembalikan tipe fungsi, dan routine_body harus berisi suatu statemen nilai RETURN.
- comment: Klausa COMMENT adalah suatu ekstensi MySQL, dan mungkin digunakan untuk mendeskripsikan stored procedure. Informasi ini ditampilkan dengan statemen SHOW CREATE PROCEDURE dan SHOW CREATE FUNCTION.
Contoh: mysql> delimiter //
mysql> create function fcNamaMHS(x char(25)) returns char(40)
-> return concat('Nama : ', x);
-> // Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)
mysql> select fcNamaMHS('Sholihun');
Dari contoh diatas terlihat bahwa parameter “x” diperlakukan sebagai IN karena sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi hanya bisa dilewatkan dengan
parameter IN. Kemudian untuk pengembalian nilainya, digunakan tipe data dengan kisaran nilai tertentu (dalam hal ini char(40)) dengan diawali pernyataan returns. Pernyataam “concat('Nama : ', x)” merupakan routine_body yang akan menghasilkan gabungan string “Nama :” dengan nilai dari parameter “x” yang didapat ketika fungsi ini dieksekusi. Perintah yang digunakan untuk mengeksekusi fungsi adalah “select fcNamaMHS('Sholihun')”.
3. Fungsi PL/PGSQL PL/PGSQL
Merupakan bahasa yang lain untuk membuat sebuah fungsi, biasanya bahasa ini digunakan untuk menangani fungsi yang lebih kompleks. Pl/pgsql sudah terdapat dalam instalasi PostgreSQL. Keuntungan penggunaan Fungsi PL/PGSQL :
1. Meningkatkan kinerja karena mengurangi pengiriman kode dari klien ke server.
2. Meningkatkan keamanan karena pengaksesan data tertentu ditangani dalam server.
3. Meningkatkan konsistensi data saat sejumlah aplikasi memanggil prosedur yang sama;
Sebaliknya kelemahannya yaitu server akan lebih terbebani karena banyak proses yang harus ditangani. Sedangkan query PL/PGSQL agar lebih mudah di pahami akan dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan fungsi dan pembuatan definisi
Berikut Struktur pembuatan fungsi dalam pl/pgsql
1. Pembuatan fungsi :
CREATE [OR REPLACE] FUNCTION nama_fungsi ( argtype , ... ])
RETURNS tipe_data
AS ‘definisi’
LANGUAGE ‘plpgsql’;
2. Pembuatan definisi :
DECLARE nama_variable tipe_data /* deklarasi variabel, type */
BEGIN /* prosedural dan SQL masuk disini seperti select, update dan sebagainya*/
Return nama_variable /* blok ini yang wajib */
END;
3. Menghapus fungsi :
DROP FUNCTION nama_fungsi(paramater, parameter, parameter ... ); Contoh : DROP FUNCTION pembagian(text);
4. Triger
a. Triger pada PostgresSQL
Trigger digunakan untuk menyisipkan sebuah fungsi pada saat suatu record di- INSERT, UPDATE dan DELETE. Trigger sangat ideal untuk mengecek atau memodifikasi sebuah data pada kolom sebelum dimasukkan ke dalam database, sehingga sebuah fungsi dapat dipanggil setiap saat secara otomatis ketika sebuah row akan dimodifikasi. Ciri khas dari fungsi yang diperuntukkan untuk trigger adalah menghasilkan output bertipe OPAQUE. Tipe opaque adalah sebuah tipe yang menginformasikan pada database bahwa fungsi tersebut tidak menghasilkan satu dari tipe data yang ditetapkan SQL dan tidak secara langsung dapat digunakan dalam statemen SQL. Language (bahasa) PL/PGSQL dapat digunakan untuk trigger procedure, fungsi untuk trigger ini memiliki beberapa variabel khusus yang terdeklarasi secara otomatis. Variabel tersebut antara lain:
- NEW: Variabel yang berisi nilai baru suatu record pada saat INSERT atau UPDATE, bertipe RECORD.
- OLD: Variabel yang berisi nilai lama suatu record pada saat UPDATE atau DELETE, juga bertipe RECORD. Berikut ini beberapa contoh penggunaan fungsi sebagai trigger procedure: Contoh : trigger berikut ini memastikan isi field atau kolom nama pada tabel anggota selalu huruf besar.
b. Triger pada MySQL
Pernyataan CREATE TRIGGER digunakan untuk membuat trigger, termasuk aksi apa yang dilakukan saat trigger diaktifkan. Trigger berisi program yang dihubungkan dengan suatu tabel atau view yang secara otomatis melakukan suatu aksi ketika suatu baris di dalam tabel atau view dikenai operasi INSERT, UPDATE atau DELETE.
Sintak :
CREATE [DEFINER = { user | CURRENT_USER }]
TRIGGER trigger_name trigger_time trigger_event
ON tbl_name FOR EACH ROW trigger_stmt
Keterangan :
- [DEFINER = { user | CURRENT_USER }]: Definisi user yang sedang aktif, sifatnya opsional.
- trigger_name: Nama trigger.
- trigger_time: waktu menjalankan trigger. Ini dapat berupa BEFORE atau AFTER.
BEFORE: Membuat trigger diaktifkan sebelum dihubungkan dengan suatu operasi.
AFTER: Membuat trigger diaktifkan setelah dihubungkan dengan suatu operasi.
- trigger_event: berupa kejadian yang akan dijalankan trigger.
- trigger_event dapat berupa salah satu dari berikut:
INSERT : trigger diaktifkan ketika sebuah record baru disisipkan ke dalam tabel. Contoh: statemen INSERT, LOAD DATA, dan REPLACE.
UPDATE : trigger diaktifkan ketika sebuah record dimodifikasi. Contoh: statemen UPDATE.
DELETE : trigger diaktifkan ketika sebuah record dihapus. Contoh: statemen DELETE dan REPLACE. Catatan : trigger_event tidak merepresentasikan statemen SQL yang diaktifkan trigger sebagai suatu operasi tabel. Sebagai contoh, trigger BEFORE untuk INSERT akan diaktifkan tidak hanya oleh statemen INSERT tetapi juga statemen LOAD DATA.
- tbl_name: Nama tabel yang berasosiasi dengan trigger.
- trigger_stmt: Statemen (tunggal atau jamak) yang akan dijalankan ketika trigger aktif.
Contoh yang akan dibahas adalah mencatat kejadian-kejadian yang terjadi beserta waktunya pada tabel mahasiswa, dan catatan-catatan tadi disimpan dalam tabel yang lain, misal log_mhs. Misalkan struktur tabel log_mhs adalah sebagai berikut :
mysql> describe log_mhs;
Contoh 1:
mysql> create trigger ins_mhs after insert on mahasiswa
-> for each row insert into log_mhs values('Tambah data',now());
mysql> insert into mahasiswa values('00631','Hanif','Kalasan','P01');
mysql> select * from log_mhs;
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa ketika satu record pada tabel mahasiswa disisipkan (insert), maka secara otomatis tabel log_mhs akan disisipkan satu record, yaitu kejadian ‘Tambah data’ dan waktu saat record pada tabel mahasiswa disisipkan.
Bab II
Hasil Praktikum
Oke teman-teman sekalian, teori diatas cukup jelas memberikan gambaran kepada kita semua mengenai fungsi. Namun, untuk lebih jelasnya kita coba mengerjakan soal-soal berikut ya :)1. Buatlah fungsi konversi suhu dari Fahrenheit ke derajat celcius dengan rumus konversi sebagai berikut : celcius=(nilai-32))/1.8 . Kemudian jalankan hasilnya dengan SELECT fungsi tersebut !
Postgre :
MySQL :
2. Buatlah fungsi untuk mencari alamat mahasiswa dari tabel mahasiswa berdasarkan nama mahasiswa. Kemudian jalankan dengan perintah SELECT !
Postgre :
MySQL :
3. Buatlah fungsi untuk menghitung nilai dengan menggunakan bahasa pl/sql berikut ketentuannya :
Setelah itu coba eksekusi dengan SELECT
Postgre :
MySQL :
4. Buatlah fungsi menggunakan pl/pgsql untuk mencari bilangan ganjil atau genap dari bilangan yang diinputkan. Kemudian jalankan dengan perintah SELECT !
Postgre :
Postgre :
MySQL :
5. Tambahkan kolom modifikasi pada tabel mahasiswa. Dimana setiap ada insert atau update maka tanggal pada kolom modifikasi akan menunjukkan tanggal perubahan tersebut dilakukan.
Postgre :
Postgre :
MySQL :
Bab III
Evaluasi
Dari hasil praktikum yang dilakukan terdapat beberapa perbedaan antara Postgre dan MySQL, diantaranya :
PostgresSQL
1. Perlu menuliskan Bahasa yang dipakai seperti pl pgsql.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak perklu diberi ukuran.
3. Tidak diperlukan concat
4. Tentang percabangan, saat menggunakan perintah else if, query yang dituliskan adalah elsif
MySQL
1. Tidak perlu menuliskan Bahasa yang dipakai dan bisa langsung meng eksekusi query.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak harus ukuran jika tidak maka akan error.
3. Perlu adanya concat (nilai kembalian di akhir query).
4. Tentang percabangan, saat menggunakan perintah else if, query yang dituliskan adalah elseif
PostgresSQL
1. Perlu menuliskan Bahasa yang dipakai seperti pl pgsql.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak perklu diberi ukuran.
3. Tidak diperlukan concat
4. Tentang percabangan, saat menggunakan perintah else if, query yang dituliskan adalah elsif
MySQL
1. Tidak perlu menuliskan Bahasa yang dipakai dan bisa langsung meng eksekusi query.
2. Pada tipe Char atau Varchar tidak harus ukuran jika tidak maka akan error.
3. Perlu adanya concat (nilai kembalian di akhir query).
4. Tentang percabangan, saat menggunakan perintah else if, query yang dituliskan adalah elseif
Bab IV
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kita pelajari pada praktikum ini tentang fungsi, plpgsql dan trigger maka dapat disimpulkan bahwa antara PostgresSQL dengan MySQL terdapat beberapa perbedaan dalam penulisan query. Maka, kita harus lebih teliti saat mengerjakan agar tidak terjadi error
0 komentar:
Posting Komentar