Karya Tulis Ilmiah TI

by 09.45 0 komentar
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena manusia pada hakikatnya tidak bisa tidak berkomunikasi. Pada era globalisasi dan modernisasi saat ini, komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya dengan bertatap muka saja. Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat komunikasi dapat dilakukan melalui hubungan jarak jauh dengan menggunakan media komunikasi seperti internet. Pada dasarnya, internet berasal dari gabungan telepon, radio, komputer, dan  televisi yang menjadi satu sehingga menghasilkan diversifikasi teknologi informasi. Internet tidak hanya dapat mentransmisikan berbagai informasi, namun mampu menciptakan dunia atau ruang gerak yang baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas yang tercipta dalam dunia maya. Tanpa disadari manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya.
Kecanggihan internet sendiri mampu menarik minat semua kalangan masyarakat. Baik anak muda, remaja, bahkan orang dewasa sudah mengetahui dan dapat mengakses internet dengan baik. Menariknya, dewasa ini internet hampir tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan remaja. Para remaja sudah sangat terbiasa dengan kecanggihan internet sehingga sulit dipisahkan dengan kehidupan mereka. Penggunaan internet memang memberikan kemudahan kepada penggunanya dan memberikan manfaat yang begitu besar, tetapi di lain pihak, internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untuk dibatasi, sehingga penggunaan internet tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga memberikan dampak negatif. Selain itu, penggunaan internet yang sudah berkembang menjadi media komunikasi dapat menimbulkan dampak sosial bagi kehidupan remaja.
B. Rumusan Masalah          
  1. Bagaimana internet berperan sebagai media komunikasi?
  2. Bagaimana pengaruh internet dalam kehidupan remaja?
  3. Bagaimana dampak sosial penggunaan internet dalam kehidupan remaja?
C. Tujuan     
  1. Menganalisis peran internet sebagai media komunikasi.
  2. Menganalisis pengaruh internet dalam kehidupan remaja.
  3. Menganalisis dampak sosial dan ekonomi penggunaan internet dalam kehidupan remaja.
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
A.    Mengutip
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi empat kelompok pembahasan. Pembahasan pertama merupakan tinjauan singkat tentang peranan internet sebagai media komunikasi dalam menciptakan hubungan. Pembahasan kedua berkaitan dengan penggunaan internet dalam kehidupan remaja dan pengaruh yang ditimbulkan internet akibat penggunaannya. Pembahasan keempat bersangkut-paut dengan dampak social masuknya internet dalam kehidupan remaja.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia hidup dan berkembang dengan lingkungan sosial mereka. Dalam kehidupan sosialnya, manusia menciptakan suatu hubungan dengan sebagian komunitas atau individu tertentu dengan berbagai alasan melalui proses komunikasi. Komunikasi adalah transmisi (penyampaian) gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya (Berelson dan Steiner, 1964 dalam Wiryanto, 2004).
Dewasa ini, berkat semakin majunya teknologi, komunikasi telah berkembang dan berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah semakin maju, dan mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi. Salah satu media yang mampu melakukan hal ini adalah komputer. Melalui komputer, individu dapat mengakses internet, yakni  suatu jaringan yang memungkinkan individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang dahulu dirasakan individu untuk berkomunikasi.
Miller dan Steinberg dalam Burgoon dan Ruffner (1978) dalam Wulandari (2004) berasumsi bahwa manusia mempunyai kemampuan menyeleksi strategi komunikasi yang akan memaksimalkan kemungkinan untuk berhasil dalam berkomunikasi. Menurut Young et al.,(2000) dalam Henline (2006) anonimitas memungkinkan individu untuk membentuk koneksi cepat dalam berhubungan dengan orang lain dan juga memfasilitasi perilaku yang akrab. Kesamaan merujuk pada sikap individu yang berpikir bahwa orang-orang yang disukainya mirip dengan individu. Condon & Crano (1988) dalam Smith & Mackie (2000) mengasumsikan bahwa orang-orang yang mirip dengan individu akan menyukai individu.
Adapun  kecemasan komunikasi adalah salah satu jenis hambatan komunikasi berupa kondisi dimana seseorang merasa tegang, khawatir, dan takut  saat berkomunikasi antar pribadi dengan orang lain. Namun sejauh ini kecemasan komunikasi yang banyak dikaji terjadi dalam komunikasi secara langsung. Secara praktis, para pemilik warung-warung internet merupakan salah satu pihak yang memberikan kesempatan bagi banyak pihak untuk menggunakan internet. Masyarakat dari berbagai lapisan baik atas maupun bawah, kini dapat dengan mudah menggunakan internet untuk berbagai alasan, termasuk untuk berkomunikasi. Pengguna internet pun kini merambah ke berbagai tatanan usia,
baik muda hingga orang tua. Data yang diambil dari internetworldstat.com, suatu situs yang mengukur penggunaan internet, menunjukkan bahwa internet telah digunakan sekitar tujuh ratus enam puluh empat juta orang di Asia. Data tersebut dicatat pada tahun 2009 dan diperbaharui pada 3 juni 2010 (Miniwatts Marketing Group, (2010).  Dilihat dari penggunaannya, internet berbasiskan komputer mengharuskan penggunanya mampu dan mengerti cara penggunaan komputer. Selain itu penggunaan internet sebagai media komunikasi juga sebagian besar bertujuan menjalin hubungan dengan orang lain. Dua kriteria tersebut menjadi dasar pengambilan satu kategori yang mampu menjadi kriteria dasar pengguna internet, yaitu usia dewasa awal. Masa usia dewasa awal adalah masa peralihan individu dari remaja ke dewasa. Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010) menyatakan bahwa terdapat tahap-tahap perkembangan dalam kehidupan manusia. Tahap- tahap perkembangan pada usia dewasa awal menurut Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010). Dengan berkomunikasi, manusia dapat menjalin suatu hubungan atau ikatan baik dengan individu lain, suatu kelompok atau bahkan komunitas yang diinginkannya. Hubungan atau ikatan yang merupakan produk hasil dari kegiatan berkomunikasi inilah yang dimaksud dengan hubungan akrab. Dengan banyaknya pengguna internet, serta banyaknya fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam penggunaan internet, besar potensi dan harapan bahwa komunikasi melalui internet juga dapat menghasilkan intimasi antar individu. Namun apakah benar komunikasi yang terjadi melalui internet mampu menciptakan hubungan antara komunikator dan komunikan? Hal ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji.  Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan kerincian yang sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan pada salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi tidak dirinci. Misal : Komponen Sistem Penunjang Pembuatan Keputusan, seperti dijelaskan oleh Mittra (1986), meliputi empat modul: pengendali, penyimpan data, pengolah data, dan pembuat model. Penjelasan serupa diberikan pula oleh Sprague dan Carlson (1982), dan Bonczek et al. (1981).
BAB III . PEMBAHASAN
A. Internet sebagai Media Komunikasi
Komunikasi adalah communication, dari kata dasar communis, yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Komunikasi lebih berarti dua orang berbagi informasi bersama daripada seseorang memberi informasi dan orang lain menerima (Lubis et al. 2010). Komunikasi sendiri memiliki banyak definisi dari berbagai ahli, misalnya Trenholm dan Jensen (1996) mendefinisikan komunikasi sebagai A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel yaitu sebuah proses dimana sebuah sumber mengirimkan pesan ke penerima melalui beberapa saluran; dan Shannon dan Weaver (1949) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Komunikasi bermedia internet adalah penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun pribadi (Sosiawan 2008 dikutip Singgih 2011).Aktivitas dan proses komunikasi bermedia internet meliputi:
  1. Menciptakan pengertian dengan menulis surat melalui e-mail,menuliskan kata-kata pada waktu yang sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan web sites melalui penciptaan file multimedia.
  2. Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point to point (e-mail), dan komunikasi point to multi point (IRc, web site).
  3. Merasakan arti dalam teks dan multimedia pada web sites, e-mail dan IRC.
  4. Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang merupakan awal penjelajahan karakteristik komunitas seperti tujuan bersama, norma-norma dan tradisi.
B. Karakteristik Internet Sebagai Media Komuikasi
Penggunaan internet sebagai media komunikasi, memiliki perbedaan dan karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam berkomunikasi. Adapun menurut Sosiawan (2008) perbedaan karakteristik internet sebagai media komunikasi dengan media komunikasi lainnya, antara lain:
  1. Komunikasi melalui internet diharuskan menggunakan komputer, namun dewasa ini konsep penggunaan internet juga sudah merambah melalui telepon genggam,
  2. Komunikasi memberikan penawaran yang interaktif. Terdapat timbal balik yang cukup tinggi dalam komunikasi melalui internet (hal ini sangat jelas terdapat pada chatting) baik antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikator dengan software atau komputer,
  3. Siapa saja mampu menjadi komunikator dalam komunikasi melalui internet. Hal ini jelas berbeda dengan media lain seperti televisi dan Koran yang umumnya, komunikasi yang terjadi bersifat satu arah,
  4. Komunikasi melalui media internet juga memiliki dampak pada pergeseran pola hidup. Hal ini akibat seringnya penggunaan internet sebagai media komunikasi,
  5. Dampak sosial dan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan perubahan pola hidup. Dengan bergesernya pola dan cara individu berkomunikasi, tentunya dapat mengakibatkan kecanduan dalam penggunaan internet untuk berkomunikasi. Hal ini mampu memberi dampak ekonomi, melihat bahwa dalam penggunaannya internet juga harus dibayar dengan harga tertentu, dan
  6. Adanya variasi bentuk komunikasi pada satu media. Internet memiliki banyak fitur dan mampu membuat dan menyampaikan pesan dengan cara yang sangat beragam. Hal ini belum (tidak) mampu ditiru media lain yang biasanya hanya memiliki satu jenis media (misalnya saja pada koran).
C. Definisi dan Karakteristik Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata benda adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa  (Hurlock 1980 dikutip Ekasari 2012). Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1995), ciri-ciri yang menonjol dari remaja adalah:
  1. Memiliki keadaan emosi yang labil
  2. Timbulnya sikap menantang dan menentang orang lain. Hal itu dilakukan sebagai wujud remaja ingin merenggangkan hubungan maupun ikatan dengan orangtuanya
  3. Memiliki sikap untuk mengeksplorasi atau keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar
  4. Memiliki banyak fantasi, khayalan, dan bualan
  5. Remaja cenderung untuk membentuk suatu kelompok
Berdasarkan perkembangan psikososial, remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu remaja awal, remaja menengah, dan remaja akhir.
  1. Remaja Awal (Umur 10-14 Tahun)
Karakteristik remaja awal yaitu mengalami percepatan pertumbuhan fisik dan seksual. Mereka sering membandingkan sesuatu dengan teman sebaya dan sangat mementingkan penerimaan oleh teman sebaya. Hal ini mengakibatkan cenderung mulai mengabaikan pengaruh yang berasal dari lingkungan rumah.
  1. Remaja Menengah (Umur 15-17 Tahun)
Remaja menengah memiliki karakteristik, yaitu berkembangnya kesadaran diri, khususnya pada remaja putri. Mereka mulai memperhatikan pertumbuhan fisik dan memiliki citra tubuh yang cenderung salah. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan pada bentuk tubuh sehingga menyebabkan mereka mulai berusaha mengubah bentuk yang lebih ideal menurut persepsi mereka. Mereka lebih mementingkan untuk menghabiskan aktivitas di luar rumah dan lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya.
  1. Remaja Akhir (Umur 18-21 Tahun)
Remaja akhir ditandai dengan kematangan atau kesiapan menuju tahap kedewasaan dan lebih fokus pada masa depan, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, seksual, dan individu. Karakteristik remaja akhir umumnya merasa nyaman dengan nilai dirinya dan pengaruh teman sebaya sudah mulai berkurang (Krummel et al. 1996 dikutip Ekasari 2012).
D. Pengaruh Internet dalam Kehidupan Remaja
Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi dan praktis. Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya, atau jika tidak, di setiap sudut kota pasti terdapat sebuah warung yang menjual jasa internet atau yang biasa disebut dengan warnet. Dengan adanya internet, akses atau jalan terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada di dunia ini dapat diambil dengan mudahnya seraya membalikkan tangan atau mengejapkan mata. Banyak ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana, informasi mengenai apapun dapat kita temukan di jagat internet ini. Internet adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimana saja, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau asusila.
Para remaja yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh. Seperti gambar-gambar yang tidak senonoh, atau video-video aneh yang bersifat asusila lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian dari remaja itu sendiri, sehingga mereka menjadi terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran di sekolah, namun demikian tidak semua remaja melakukan hal yang demikian, hanya segelintir remaja yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya, namun pada umumnya internet digunakan oleh setiap remaja untuk mencari atau mendapatkan informasi.
Hal ini dapat menjadi sebuah motivator terhadap remaja untuk terus berkembang dan juga dapat berfungsi sebagai penghancur (generasi muda). Remaja adalah makhluk yang rentan terhadap perubahan disekitarnya. Dia akan mengikuti hal yang paling dominan yang berada didekatnya. Jadi, kemungkinan terjadinya perubahan yang drastis dalam masa-masa remaja akan mendorong kearah mana remaja itu akan berjalan, kearah positif atau negatif tergantung dari mana dia memulai.
Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut sehingga dia lebih daripada yang lainnya. Tetapi, remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari internet tersebut.
E. Dampak Sosial Internet dalam Kehidupan Remaja
Karakteristik yang dimiliki oleh seorang remaja akan berpengaruh terhadap pola penggunaan internet. Pola penggunaan internet berhubungan dengan intensitas penggunaan remaja dalam memanfaatkan akses internet, rutinitas atau frekuensi waktu yang dihabiskan untuk bermain internet, dan jenis laman atau situs yang sering dibuka oleh remaja. Pola penggunaan internet ini akan menimbulkan dampak dalam berbagai dimensi kehidupan (Ekasari 2012).
Berikut adalah dampak-dampak sosial internet dalam kehidupan remaja:
  1. Alokasi Waktu
Alokasi waktu merupakan efektifitas  penggunaan  waktu yang  digunakan  antara kewajiban utama remaja sebagai pelajar (kegiatan produktif) dengan kegiatan lainnya (termasuk  bermain  internet) sebagai kegiatan yang reproduktif  dalam total  waktu  24  jam  atau  satu  hari. Alokasi waktu yang digunakan oleh  remaja untuk bermain internet tergolong tinggi. Pengaruh internet telah menyebabkan sebagian remaja sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah. Beberapa  remaja bahkan mengaku pernah tidak masuk  sekolah  (bolos)  akibat terlalu asyik bermain game online. Selain itu, internet juga dapat mengakibatkan para remaja sering begadang karena keasyikan bermain game online. Hal ini  diakibatkan disediakannya fasilitas internet di rumah oleh orangtuanya. Kurangnya pengawasan dan ketidaktahuan orang tua dalam  menggunakan  internet  membuat  remaja menjadi leluasa mengakses situs-situs dan aplikasi game yang tersedia.
  1. Perubahan Intensitas Hubungan Sosial dalam Keluarga
Perubahan intensitas hubungan sosial dalam keluarga merupakan  perubahan tingkat kedalaman  hubungan komunikasi yang terjalin antara remaja dan orang tua setelah masuknya pengaruh internet. Rata-rata orang tua remaja  tidak melakukan pengawasan saat anaknya bermain internet melalui ponsel ataupun komputer di rumah. Hal ini dikarenakan sebagian orang tua mereka memiliki aktivitas sendiri, baik bekerja maupun mengurus keperluan rumah tangga. Disamping itu, banyak orang tua yang tidak mengetahui cara menggunakan internet, sehingga mereka tidak mengetahui situs-situs yang diakses oleh putra-putrinya. Orang tua seperti ini cenderung hanya bias menasehati putra-putrinya untuk tidak melakukan perilaku menyimpang.
Hanya sedikit orangtuanya yang mengawasi putra-putrinya ketika bermain internet di rumah. Hal ini dilakukan dengan cara  mendampingi anaknya bermain internet jika mereka sedang ada waktu luang atau meminta kepada pihak pemasang internet untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs pornografi. Ada juga orang tua yang hanya mengingatkan anaknya untuk berhenti bermain internet jika sudah terlalu lama.
  1. Intensitas Komunikasi Dunia Maya
Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman hubungan interaksi remaja dengan temannya di dunia maya. Intensitas komunikasi dunia maya lebih banyak terjalin melalui situs-situs jejaring sosial yang menyediakan fasilitas komunikasi berupa Chat Room, Wall to Wall, Message, Comment, status, dan lainnya. Remaja memiliki intensitas komunikasi dunia maya yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan komunikasi dunia maya telah menggeser norma sosial remaja yang dulunya sangat mengedepankan komunikasi tatap muka. Sekarang ini, ketika sedang mengakses situs jejaring sosial, rata-rata para remaja merasa lebih nyaman berinteraksi melalui chat room dengan teman di dunia maya yang disediakan oleh situs jejaring sosial dibandingkan dengan teman yang ada di sekitar atau di sebelahnya.
  1. Tingkat Penghargaan Terhadap Nilai-nilai dan Norma Tradisi
Tingkat penghargaan terhadap nilai-nilai dan norma tradisi adalah pergeseran dalam memaknai dan menghargai nilai-nilai dan norma tradisi yang sudah melekat sebelumnya dalam diri masyarakat masuknya pengaruh internet. Komunikasi dunia maya yang dilakukan oleh remaja telah menggeser norma sosial yang mengedepankan komunikasi tatap muka. Perubahan ini telah mencapai tahap dimana penggunaan teks dan email membuat kemampuan komunikasi interpersonal semakin berkurang (Ekasari 2012).
BAB IV . PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan, penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat menimbulkan dampak positif, negatif dan dampak sosial. Internet merupakan akses atau jalan terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada di dunia. Internet adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimana saja. Namun, karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau asusila. Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut. Tetapi, remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari internet tersebut.
Sedangkan dampak sosial yang ditimbulkan internet adalah dapat menyebabkan para remaja sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah, sebagian remaja bahkan tidak masuk  sekolah akibat  terlalu  asyik bermain game online. Selain itu, internet juga dapat mengakibatkan para remaja sering begadang karena keasyikan bermain game  online. Komunikasi dunia maya telah menggeser norma sosial remaja yang dulunya sangat mengedepankan  komunikasi  tatap  muka. Sekarang ini, rata-rata para remaja merasa  lebih nyaman berinteraksi melalui  chat room dengan teman di dunia maya yang disediakan oleh situs jejaring sosial dibandingkan dengan teman yang ada di sekitar atau di sebelahnya. Perubahan  ini  telah mencapai  tahap dimana  penggunaan  teks  dan  email  membuat kemampuan  komunikasi  interpersonal  semakin berkurang.
B.     Saran
Para orang tua harus lebih bijaksana dalam menghadapi keinginan putra-putrinya untuk mengakses internet. Orang tua sebaiknya mengawasi putra-putrinya ketika mereka sedang bermain internet. Hal ini bisa dilakukan dengan cara  mendampingi  anaknya  bermain  internet  jika mereka  sedang  ada  waktu  luang  atau  meminta kepada  pihak  pemasang  internet  untuk  melakukan pemblokiran  terhadap  situs-situs  pornografi. Dan tidak lupa juga mengingatkan  anaknya untuk  berhenti  bermain  internet  jika  sudah  terlalu lama.
Selain itu, ahli informasi yang berhubungan dengan situs-situs di internet, sebaiknya menyediakan situs-situs yang edukatif dan mendidik. Sehingga, dapat lebih bermanfaat bagi para remaja.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar