BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena manusia
pada hakikatnya tidak bisa tidak berkomunikasi. Pada era globalisasi dan
modernisasi saat ini, komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak
hanya dengan bertatap muka saja. Perkembangan teknologi yang semakin maju
membuat komunikasi dapat dilakukan melalui hubungan jarak jauh dengan
menggunakan media komunikasi seperti internet. Pada dasarnya, internet berasal
dari gabungan telepon, radio, komputer, dan televisi yang menjadi satu
sehingga menghasilkan diversifikasi teknologi informasi. Internet tidak hanya
dapat mentransmisikan berbagai informasi, namun mampu menciptakan dunia atau
ruang gerak yang baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas
yang tercipta dalam dunia maya. Tanpa disadari manusia telah hidup dalam dua
kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya.
Kecanggihan
internet sendiri mampu menarik minat semua kalangan masyarakat. Baik anak muda,
remaja, bahkan orang dewasa sudah mengetahui dan dapat mengakses internet
dengan baik. Menariknya, dewasa ini internet hampir tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan remaja. Para remaja sudah sangat terbiasa dengan kecanggihan internet
sehingga sulit dipisahkan dengan kehidupan mereka. Penggunaan internet memang
memberikan kemudahan kepada penggunanya dan memberikan manfaat yang begitu
besar, tetapi di lain pihak, internet menjadi suatu media informasi yang tidak
mudah untuk dibatasi, sehingga penggunaan internet tidak hanya memberikan
dampak positif tetapi juga memberikan dampak negatif. Selain itu, penggunaan
internet yang sudah berkembang menjadi media komunikasi dapat menimbulkan
dampak sosial bagi kehidupan remaja.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana internet berperan sebagai media komunikasi?
- Bagaimana pengaruh internet dalam kehidupan remaja?
- Bagaimana dampak sosial penggunaan internet dalam kehidupan remaja?
C. Tujuan
- Menganalisis peran internet sebagai media komunikasi.
- Menganalisis pengaruh internet dalam kehidupan remaja.
- Menganalisis dampak sosial dan ekonomi penggunaan internet dalam kehidupan remaja.
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
A.
Mengutip
Tinjauan
pustaka dalam penelitian ini meliputi empat kelompok pembahasan. Pembahasan
pertama merupakan tinjauan singkat tentang peranan internet sebagai media
komunikasi dalam menciptakan hubungan. Pembahasan kedua berkaitan dengan
penggunaan internet dalam kehidupan remaja dan pengaruh yang ditimbulkan
internet akibat penggunaannya. Pembahasan keempat bersangkut-paut dengan dampak
social masuknya internet dalam kehidupan remaja.
Manusia
adalah makhluk sosial. Manusia hidup dan berkembang dengan lingkungan sosial
mereka. Dalam kehidupan sosialnya, manusia menciptakan suatu hubungan dengan
sebagian komunitas atau individu tertentu dengan berbagai alasan melalui proses
komunikasi. Komunikasi adalah transmisi (penyampaian) gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya
(Berelson dan Steiner, 1964 dalam Wiryanto, 2004).
Dewasa
ini, berkat semakin majunya teknologi, komunikasi telah berkembang dan berubah
bentuknya. Media-media komunikasi sudah semakin maju, dan mampu memberikan
pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi.
Salah satu media yang mampu melakukan hal ini adalah komputer. Melalui
komputer, individu dapat mengakses internet, yakni suatu jaringan yang
memungkinkan individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak. Internet
mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang dahulu dirasakan individu untuk
berkomunikasi.
Miller
dan Steinberg dalam Burgoon dan Ruffner (1978) dalam Wulandari (2004) berasumsi
bahwa manusia mempunyai kemampuan menyeleksi strategi komunikasi yang akan
memaksimalkan kemungkinan untuk berhasil dalam berkomunikasi. Menurut Young et
al.,(2000) dalam Henline (2006) anonimitas memungkinkan individu untuk
membentuk koneksi cepat dalam berhubungan dengan orang lain dan juga
memfasilitasi perilaku yang akrab. Kesamaan merujuk pada sikap individu yang
berpikir bahwa orang-orang yang disukainya mirip dengan individu. Condon &
Crano (1988) dalam Smith & Mackie (2000) mengasumsikan bahwa orang-orang
yang mirip dengan individu akan menyukai individu.
Adapun
kecemasan komunikasi adalah salah satu jenis hambatan komunikasi berupa kondisi
dimana seseorang merasa tegang, khawatir, dan takut saat berkomunikasi
antar pribadi dengan orang lain. Namun sejauh ini kecemasan komunikasi yang
banyak dikaji terjadi dalam komunikasi secara langsung. Secara praktis, para
pemilik warung-warung internet merupakan salah satu pihak yang memberikan
kesempatan bagi banyak pihak untuk menggunakan internet. Masyarakat dari
berbagai lapisan baik atas maupun bawah, kini dapat dengan mudah menggunakan
internet untuk berbagai alasan, termasuk untuk berkomunikasi. Pengguna internet
pun kini merambah ke berbagai tatanan usia,
baik
muda hingga orang tua. Data yang diambil dari internetworldstat.com, suatu
situs yang mengukur penggunaan internet, menunjukkan bahwa internet telah
digunakan sekitar tujuh ratus enam puluh empat juta orang di Asia. Data
tersebut dicatat pada tahun 2009 dan diperbaharui pada 3 juni 2010 (Miniwatts
Marketing Group, (2010). Dilihat dari penggunaannya, internet berbasiskan
komputer mengharuskan penggunanya mampu dan mengerti cara penggunaan komputer.
Selain itu penggunaan internet sebagai media komunikasi juga sebagian besar
bertujuan menjalin hubungan dengan orang lain. Dua kriteria tersebut menjadi
dasar pengambilan satu kategori yang mampu menjadi kriteria dasar pengguna
internet, yaitu usia dewasa awal. Masa usia dewasa awal adalah masa peralihan
individu dari remaja ke dewasa. Havigurst (1961) dalam Darkusno (2010)
menyatakan bahwa terdapat tahap-tahap perkembangan dalam kehidupan manusia.
Tahap- tahap perkembangan pada usia dewasa awal menurut Havigurst (1961) dalam
Darkusno (2010). Dengan berkomunikasi, manusia dapat menjalin suatu hubungan
atau ikatan baik dengan individu lain, suatu kelompok atau bahkan komunitas
yang diinginkannya. Hubungan atau ikatan yang merupakan produk hasil dari
kegiatan berkomunikasi inilah yang dimaksud dengan hubungan akrab. Dengan
banyaknya pengguna internet, serta banyaknya fasilitas-fasilitas yang tersedia
dalam penggunaan internet, besar potensi dan harapan bahwa komunikasi melalui
internet juga dapat menghasilkan intimasi antar individu. Namun apakah benar
komunikasi yang terjadi melalui internet mampu menciptakan hubungan antara
komunikator dan komunikan? Hal ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji.
Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam
bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan bahwa
tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan kerincian yang
sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci daripada
pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan pada
salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi tidak
dirinci. Misal : Komponen Sistem Penunjang Pembuatan Keputusan, seperti
dijelaskan oleh Mittra (1986), meliputi empat modul: pengendali, penyimpan
data, pengolah data, dan pembuat model. Penjelasan serupa diberikan pula oleh
Sprague dan Carlson (1982), dan Bonczek et al. (1981).
BAB III . PEMBAHASAN
A. Internet sebagai Media Komunikasi
Komunikasi
adalah communication, dari kata
dasar communis, yang berarti
kesamaan dalam suatu hal. Komunikasi lebih berarti dua orang berbagi informasi
bersama daripada seseorang memberi informasi dan orang lain menerima (Lubis et al. 2010). Komunikasi sendiri
memiliki banyak definisi dari berbagai ahli, misalnya Trenholm dan Jensen
(1996) mendefinisikan komunikasi sebagai A process by which a source transmits
a message to a receiver through some channel yaitu sebuah proses dimana sebuah
sumber mengirimkan pesan ke penerima melalui beberapa saluran; dan Shannon dan
Weaver (1949) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak
terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.
Komunikasi
bermedia internet adalah penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya
untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun
pribadi (Sosiawan 2008 dikutip Singgih 2011).Aktivitas dan proses komunikasi bermedia
internet meliputi:
- Menciptakan pengertian dengan menulis surat melalui e-mail,menuliskan kata-kata pada waktu yang sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan web sites melalui penciptaan file multimedia.
- Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point to point (e-mail), dan komunikasi point to multi point (IRc, web site).
- Merasakan arti dalam teks dan multimedia pada web sites, e-mail dan IRC.
- Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang merupakan awal penjelajahan karakteristik komunitas seperti tujuan bersama, norma-norma dan tradisi.
B. Karakteristik Internet Sebagai Media Komuikasi
Penggunaan
internet sebagai media komunikasi, memiliki perbedaan dan karakteristik yang
harus dipertimbangkan dalam berkomunikasi. Adapun menurut Sosiawan (2008) perbedaan
karakteristik internet sebagai media komunikasi dengan media komunikasi
lainnya, antara lain:
- Komunikasi melalui internet diharuskan menggunakan komputer, namun dewasa ini konsep penggunaan internet juga sudah merambah melalui telepon genggam,
- Komunikasi memberikan penawaran yang interaktif. Terdapat timbal balik yang cukup tinggi dalam komunikasi melalui internet (hal ini sangat jelas terdapat pada chatting) baik antara komunikator dengan komunikan, maupun komunikator dengan software atau komputer,
- Siapa saja mampu menjadi komunikator dalam komunikasi melalui internet. Hal ini jelas berbeda dengan media lain seperti televisi dan Koran yang umumnya, komunikasi yang terjadi bersifat satu arah,
- Komunikasi melalui media internet juga memiliki dampak pada pergeseran pola hidup. Hal ini akibat seringnya penggunaan internet sebagai media komunikasi,
- Dampak sosial dan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan perubahan pola hidup. Dengan bergesernya pola dan cara individu berkomunikasi, tentunya dapat mengakibatkan kecanduan dalam penggunaan internet untuk berkomunikasi. Hal ini mampu memberi dampak ekonomi, melihat bahwa dalam penggunaannya internet juga harus dibayar dengan harga tertentu, dan
- Adanya variasi bentuk komunikasi pada satu media. Internet memiliki banyak fitur dan mampu membuat dan menyampaikan pesan dengan cara yang sangat beragam. Hal ini belum (tidak) mampu ditiru media lain yang biasanya hanya memiliki satu jenis media (misalnya saja pada koran).
C. Definisi dan Karakteristik Remaja
Istilah
adolescence atau remaja berasal
dari kata latin adolescere
(kata benda adolescentia yang
berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock 1980 dikutip Ekasari 2012). Menurut
Gunarsa dan Gunarsa (1995), ciri-ciri yang menonjol dari remaja adalah:
- Memiliki keadaan emosi yang labil
- Timbulnya sikap menantang dan menentang orang lain. Hal itu dilakukan sebagai wujud remaja ingin merenggangkan hubungan maupun ikatan dengan orangtuanya
- Memiliki sikap untuk mengeksplorasi atau keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar
- Memiliki banyak fantasi, khayalan, dan bualan
- Remaja cenderung untuk membentuk suatu kelompok
Berdasarkan
perkembangan psikososial, remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu remaja
awal, remaja menengah, dan remaja akhir.
- Remaja Awal (Umur 10-14 Tahun)
Karakteristik
remaja awal yaitu mengalami percepatan pertumbuhan fisik dan seksual. Mereka
sering membandingkan sesuatu dengan teman sebaya dan sangat mementingkan
penerimaan oleh teman sebaya. Hal ini mengakibatkan cenderung mulai mengabaikan
pengaruh yang berasal dari lingkungan rumah.
- Remaja Menengah (Umur 15-17 Tahun)
Remaja
menengah memiliki karakteristik, yaitu berkembangnya kesadaran diri, khususnya
pada remaja putri. Mereka mulai memperhatikan pertumbuhan fisik dan memiliki
citra tubuh yang cenderung salah. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan pada
bentuk tubuh sehingga menyebabkan mereka mulai berusaha mengubah bentuk yang
lebih ideal menurut persepsi mereka. Mereka lebih mementingkan untuk menghabiskan
aktivitas di luar rumah dan lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya.
- Remaja Akhir (Umur 18-21 Tahun)
Remaja
akhir ditandai dengan kematangan atau kesiapan menuju tahap kedewasaan dan
lebih fokus pada masa depan, baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan, seksual,
dan individu. Karakteristik remaja akhir umumnya merasa nyaman dengan nilai
dirinya dan pengaruh teman sebaya sudah mulai berkurang (Krummel et al. 1996 dikutip Ekasari 2012).
D. Pengaruh Internet dalam Kehidupan Remaja
Internet,
kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang
senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi dan praktis.
Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan telepon
selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya,
atau jika tidak, di setiap sudut kota pasti terdapat sebuah warung yang menjual
jasa internet atau yang biasa disebut dengan warnet. Dengan adanya internet,
akses atau jalan terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada di dunia ini
dapat diambil dengan mudahnya seraya membalikkan tangan atau mengejapkan mata.
Banyak ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana, informasi mengenai apapun
dapat kita temukan di jagat internet ini. Internet adalah media yang paling
efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimana saja,
walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi
pula penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau
asusila.
Para
remaja yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk
mencari hal yang aneh-aneh. Seperti gambar-gambar yang tidak senonoh, atau
video-video aneh yang bersifat asusila lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan
kepribadian dari remaja itu sendiri, sehingga mereka menjadi terpengaruh dan
mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran di sekolah, namun
demikian tidak semua remaja melakukan hal yang demikian, hanya segelintir
remaja yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggung
jawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya, namun pada umumnya internet
digunakan oleh setiap remaja untuk mencari atau mendapatkan informasi.
Hal
ini dapat menjadi sebuah motivator terhadap remaja untuk terus berkembang dan
juga dapat berfungsi sebagai penghancur (generasi muda). Remaja adalah makhluk
yang rentan terhadap perubahan disekitarnya. Dia akan mengikuti hal yang paling
dominan yang berada didekatnya. Jadi, kemungkinan terjadinya perubahan yang
drastis dalam masa-masa remaja akan mendorong kearah mana remaja itu akan
berjalan, kearah positif atau negatif tergantung dari mana dia memulai.
Remaja
yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap
perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang
informasi-informasi tersebut sehingga dia lebih daripada yang lainnya. Tetapi,
remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia
akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi
dari internet tersebut.
E. Dampak Sosial Internet dalam Kehidupan Remaja
Karakteristik
yang dimiliki oleh seorang remaja akan berpengaruh terhadap pola penggunaan
internet. Pola penggunaan internet berhubungan dengan intensitas penggunaan
remaja dalam memanfaatkan akses internet, rutinitas atau frekuensi waktu yang
dihabiskan untuk bermain internet, dan jenis laman atau situs yang sering
dibuka oleh remaja. Pola penggunaan internet ini akan menimbulkan dampak dalam
berbagai dimensi kehidupan (Ekasari 2012).
Berikut
adalah dampak-dampak sosial internet dalam kehidupan remaja:
- Alokasi Waktu
Alokasi
waktu merupakan efektifitas penggunaan waktu yang
digunakan antara kewajiban utama remaja sebagai pelajar (kegiatan
produktif) dengan kegiatan lainnya (termasuk bermain internet)
sebagai kegiatan yang reproduktif dalam total waktu 24
jam atau satu hari. Alokasi waktu yang digunakan oleh
remaja untuk bermain internet tergolong tinggi. Pengaruh internet telah
menyebabkan sebagian remaja sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah.
Beberapa remaja bahkan mengaku pernah tidak masuk sekolah
(bolos) akibat terlalu asyik bermain game online. Selain itu, internet
juga dapat mengakibatkan para remaja sering begadang karena keasyikan bermain
game online. Hal ini diakibatkan disediakannya fasilitas internet di
rumah oleh orangtuanya. Kurangnya pengawasan dan ketidaktahuan orang tua
dalam menggunakan internet membuat remaja menjadi
leluasa mengakses situs-situs dan aplikasi game yang tersedia.
- Perubahan Intensitas Hubungan Sosial dalam Keluarga
Perubahan
intensitas hubungan sosial dalam keluarga merupakan perubahan tingkat
kedalaman hubungan komunikasi yang terjalin antara remaja dan orang tua
setelah masuknya pengaruh internet. Rata-rata orang tua remaja tidak melakukan
pengawasan saat anaknya bermain internet melalui ponsel ataupun komputer di
rumah. Hal ini dikarenakan sebagian orang tua mereka memiliki aktivitas
sendiri, baik bekerja maupun mengurus keperluan rumah tangga. Disamping itu,
banyak orang tua yang tidak mengetahui cara menggunakan internet, sehingga
mereka tidak mengetahui situs-situs yang diakses oleh putra-putrinya. Orang tua
seperti ini cenderung hanya bias menasehati putra-putrinya untuk tidak
melakukan perilaku menyimpang.
Hanya
sedikit orangtuanya yang mengawasi putra-putrinya ketika bermain internet di
rumah. Hal ini dilakukan dengan cara mendampingi anaknya bermain internet
jika mereka sedang ada waktu luang atau meminta kepada pihak pemasang internet
untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs pornografi. Ada juga orang tua
yang hanya mengingatkan anaknya untuk berhenti bermain internet jika sudah
terlalu lama.
- Intensitas Komunikasi Dunia Maya
Intensitas
komunikasi merupakan tingkat kedalaman hubungan interaksi remaja dengan
temannya di dunia maya. Intensitas komunikasi dunia maya lebih banyak terjalin
melalui situs-situs jejaring sosial yang menyediakan fasilitas komunikasi
berupa Chat Room, Wall to Wall, Message, Comment, status, dan lainnya. Remaja
memiliki intensitas komunikasi dunia maya yang lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan komunikasi dunia maya telah menggeser norma sosial remaja yang
dulunya sangat mengedepankan komunikasi tatap muka. Sekarang ini, ketika sedang
mengakses situs jejaring sosial, rata-rata para remaja merasa lebih nyaman
berinteraksi melalui chat room dengan teman di dunia maya yang disediakan oleh
situs jejaring sosial dibandingkan dengan teman yang ada di sekitar atau di
sebelahnya.
- Tingkat Penghargaan Terhadap Nilai-nilai dan Norma Tradisi
Tingkat
penghargaan terhadap nilai-nilai dan norma tradisi adalah pergeseran dalam
memaknai dan menghargai nilai-nilai dan norma tradisi yang sudah melekat
sebelumnya dalam diri masyarakat masuknya pengaruh internet. Komunikasi dunia
maya yang dilakukan oleh remaja telah menggeser norma sosial yang mengedepankan
komunikasi tatap muka. Perubahan ini telah mencapai tahap dimana penggunaan
teks dan email membuat kemampuan komunikasi interpersonal semakin berkurang
(Ekasari 2012).
BAB IV . PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat
disimpulkan, penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat menimbulkan
dampak positif, negatif dan dampak sosial. Internet merupakan akses atau jalan
terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada di dunia. Internet adalah
media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa
saja dimana saja. Namun, karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula
penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau
asusila. Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap
terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih
mengetahui tentang informasi-informasi tersebut. Tetapi, remaja yang memiliki
kecenderungan pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia akan nampak pasif
karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari internet
tersebut.
Sedangkan
dampak sosial yang ditimbulkan internet adalah dapat menyebabkan para remaja
sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah, sebagian remaja bahkan
tidak masuk sekolah akibat terlalu asyik bermain game
online. Selain itu, internet juga dapat mengakibatkan para remaja sering
begadang karena keasyikan bermain game online. Komunikasi dunia maya
telah menggeser norma sosial remaja yang dulunya sangat mengedepankan
komunikasi tatap muka. Sekarang ini, rata-rata para remaja
merasa lebih nyaman berinteraksi melalui chat room dengan teman di
dunia maya yang disediakan oleh situs jejaring sosial dibandingkan dengan teman
yang ada di sekitar atau di sebelahnya. Perubahan ini telah
mencapai tahap dimana penggunaan teks dan
email membuat kemampuan komunikasi interpersonal
semakin berkurang.
B. Saran
Para
orang tua harus lebih bijaksana dalam menghadapi keinginan putra-putrinya untuk
mengakses internet. Orang tua sebaiknya mengawasi putra-putrinya ketika mereka
sedang bermain internet. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
mendampingi anaknya bermain internet jika mereka
sedang ada waktu luang atau meminta kepada
pihak pemasang internet untuk melakukan
pemblokiran terhadap situs-situs pornografi. Dan tidak lupa
juga mengingatkan anaknya untuk berhenti bermain
internet jika sudah terlalu lama.
Selain
itu, ahli informasi yang berhubungan dengan situs-situs di internet, sebaiknya
menyediakan situs-situs yang edukatif dan mendidik. Sehingga, dapat lebih
bermanfaat bagi para remaja.
0 komentar:
Posting Komentar